Karya Tulis Ilmiah Tanah longsor
KARYA TULIS ILMIAH
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan limpahan rahmat serta
karunianya sehingga Tugas makalah Pendidikan Lingkungan Hidup ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini di susun
berdasarkan tugas yang di berikan kepada kelompok kami,yaitu tentang bencana
tanah longsor,makalah ini berisikan tentang definisi tanah longsor ,proses
terjadinya tanah longsor,penyebab terjadinya tanah longsor dan cara mengatasi /
penanggulangan tanah longsor
Makalah ini di susun dengan
tujuan untuk memenuhi tugas yang kelompok kami terima,maka untuk menyelesaikan
tugas ini,kelompok kami harus benar-benar dalam mengerjakan nya.
Penyusun sadar bahwa makalah
ini masih belum sempurna.oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat
diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini, untuk itu secara
khusus kami selaku tim penyusun menyampaikan terima kasih,semoga makalah ini
bermanfaat bagi kitta semua.amin.
Daftar
Isi
Kata Pengantar : 1
Daftar Isi ; 2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang : 3
2. Rumusan Masalah
: 3
3. Tujuan : 3
4. Metode
Penelitian : 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Tanah Longsor : 5
B. Jenis-Jenis Tanah Longsor :6
C. Proses Terjadinya Tanah Longsor : 7
D. Penyebab Terjadinya Tanah Longsor :7
E. Gejala Umum Terjadinya Tanah Longsor : 8
F. Pencegahan Terjadinya Tanah Longsor : 8
G. Hal-Hal Yang Dilakukan Selama Dan Sesudah
Terjadinya Bencana : 9
BAB III Metode
1.pemetaan
2. teknik pengumpulan data (
observasi lapangan)
3. teknik analisis data ( analisis
data kualitatif)
BAB IV
Isi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan : 18
B. Saran : 18
DAFTAR PUSTAKA : 20
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bencana tanah longsor kerap terjadi di negeri ini,
akhir-akhir ini banyak media melaporkan tentang kejadian tanah longsor yang
bukan hanya merusak fisik dan bangunan, namun sampai merengutnya masyarakat.
Kenapa hal itu bisa terjadi berulang-ulang, yah bukan saja merupakan sebuah
musibah namun tak kurang warga yang bermukim di tempat-tempat rawan longsor.
Pemerintah selalu menghimbau kepada masyarakat untuk
selalu waspada akan terjadinya bencana
alam, baik itu longsor, banjir, gunung meletus, dan gempa bumi bahkan
pemerintah pun mengintruksikan kepada pihak – pihak yang terkait seperti Satuan
Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) agar lebih
meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap
bencana tanah longsor, serta peran penting masyarakat yang
tanggap dengan bencana longsor pada titik-titik rawa longsor.
2.
Rumusan Masalah
Dilihat
dari materi diatas maka makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan Longsor?
2.
Apa Penyebab terjadinya Longsor?
3.
Bagai Mana Tanda-tanda akan terjadinya Longsor?
4.
Bagaimana Akibat dari bencana longsor?
5.
Bagaimana cara menaggulangi bencana Longsor?
6.
Bagaimana Cara untuk mencegah terjadinya korban longsor?
3. Tujuan
1.
untuk mengetahui pengertian dari longsor
2.
untuk mengetahui apa penyebab terjadinya longsor
3.
untuk mengetahui bagaimana tanda-tanda akan terjadinya longsor
4.
untuk mengetahui cara menanggulangi dann mencegah longsor
5.
untuk sekedar berbagi pengetahuan tentang bencana longsor
4 . Manfaat
Penelitian
Manfaat
dari penulisan ini di harapkan :
1. Masyarakat lebih memahami dan mengerti akan pentingnya
menjaga keseimbangan lingkungan hidup .
2. Masyarakat akan mengetahui tentang dampak/aibat yang
di timbulkan apabila tidak menjag lingkungan hidup dengan baik .
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Definisi Tanah Longsor
Tanah
longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar
lereng atau sering disebut
gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa
batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan
atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua
faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah
faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor
pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun
penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang
curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
- Erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
- Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
- Gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
- Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
- Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
- Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
B.
Jenis-jenis tanah longsor
Ada enam jenis tanah longsor, yaitu longsor translasi, longsor rotasi,
pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Di
indonesia jenis longsor yang paling sering terjadi adalah longsor translasi dan
longsor rotasi. Sementara itu, jenis tanah longsor yang paling banyak memakan
korban jiwa adalah aliran bahan rombakan.
1. Longsor Translasi
Longsor ini terjadi karena bergeraknya massa tanah dan
batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
2. Longsor Rotasi
Longsoran ini muncul akibat bergeraknya massa tanah dan
batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok terjadi karena perpindahan batuan yang
bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsor jenis ini disebut juga
longsor translasi blok batu.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi saat sejumlah besar batuan atau
material lain bergerak kebawah dengan cara jatuh bebas. Biasanya, longsor ini
terjadi pada lereng yang terjal sampai menggantung, terutama di daerah pantai.
5. Rayapan Tanah
Longsor ini bergerak lambat serta serta jenis tanahnya
berupa butiran kasar dan halus. Longsor ini hampir tidak dapat dikenal. Setelah
beberapa lama terjadi longsor jenis rayapan, posisi tiang-tiang telepon,
pohon-pohon, dan rumah akan miring kebawah.
6. Aliran Bahan Rombakan
Longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong
oleh air dan terjadi di sepanjang lembah yang mencapai ratusan meter jauhnya.
Kecepatan bergantung pada kemiringan lereng, volume air, tekanan air dan jenis
materialnya.
C.
Proses Terjadinya Tanah Longsor
Air
yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut
menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka
tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti
lereng dan keluarlereng.
D.
Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Pada prinsipnya tanah longsor
terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya
penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan
gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban
serta berat jenis tanah batuan.
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai factor alami dan manusia:
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai factor alami dan manusia:
1.
Faktor alam
Kondisi alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor antara lain:
a. Kondisi geologi: batuan lapuk, kemiriringan lapisan, sisipan lapisan
batu lempung, struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan
gunung_api.
b. Iklim: curah hujan yang tinggi.
c. Keadaan topografi: lereng yang curam.
Kondisi alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor antara lain:
a. Kondisi geologi: batuan lapuk, kemiriringan lapisan, sisipan lapisan
batu lempung, struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan
gunung_api.
b. Iklim: curah hujan yang tinggi.
c. Keadaan topografi: lereng yang curam.
d.
Keadaan tata air: kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi
dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
e. Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misal tanah kritis.
e. Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misal tanah kritis.
2.Faktor manusia
Ulah manusia yang tidak bersabat dengan alam antara lain:
a. Pemotongan tebing pada penambangan batu dilereng yang terjal.
b. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
c. Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
d. Penggundulan hutan.
e. Budidaya kolam ikan diatas lereng.
f. Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
g. Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri.
h. Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
E. Gejala Umum Terjadinya Tanah Longsor
• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
• Biasanya terjadi setelah hujan.
• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
Ulah manusia yang tidak bersabat dengan alam antara lain:
a. Pemotongan tebing pada penambangan batu dilereng yang terjal.
b. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
c. Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
d. Penggundulan hutan.
e. Budidaya kolam ikan diatas lereng.
f. Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
g. Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri.
h. Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
E. Gejala Umum Terjadinya Tanah Longsor
• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
• Biasanya terjadi setelah hujan.
• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
F. Pencegahan
Terjadinya Bencana Alam Tanah Longsor
Ø
Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di
dekat pemukiman
dekat pemukiman
Ø
Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal bila membangun
permukiman
permukiman
Ø
Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke
dalam tanah melalui retakan
dalam tanah melalui retakan
Ø
Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak
Ø
Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi
Ø
Jangan menebang pohon di lereng (gb. kiri)
Ø Jangan membangun rumah di bawah tebing
G. Hal – Hal Yang di Lakukan Selama
dan sesudah Terjadi Bencana
1. Tanggap Darurat
1. Tanggap Darurat
Yang
harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan pertolongan
korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan,
2. Rehabilitasi
Upaya
pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana
transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik
pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi
korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.
3. Rekonstruksi
Penguatan
bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi
pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor,
karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor
hampir 100%
BAB III
A.METODA
1.pemetaan
Geografi,salan satu disiplin ilmu
yang perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari adanya peta. Peta dapat
berkembang tanpa geografi ,tapi geografi tidak akan dapat berkembang tanpa
adanya peta. Untuk itulah metode setiap kali digunakan dalam penelitian
geografi. Metode pemetaan digunakan untuk menyeleksi berbagai informasi yang
akan dipetakan. Contohnya penelitian tentang perencanaan lahan. Dari peta penggunaan lahan yang telah
tersedia dan didukung dengan beberapa variable lain, dapat dilakukan analisis
perencanaan panggunaan lahan sesuai tujuan penelitian.
2. pengumpulan data (observasi
lapangan)
Observasi lapangan adalah proses
pengumpulata dalam ilmu geografi yang berusaha untuk melihat langsung tentang gejala
dan masalah geografis. Teknik ini banyak digunakan untuk penelitian geografis,
bahkan merupakan teknik pengumpulan data yang paling dominan jadi, teknik
observasi lapangan merupakan teknik yang paling utama atau paling sering
digunakan dalam pengumpulan data, bahkan dapat digunakan untuk uji ketelitian
data.
3. teknik analisis data (analisis
data kualitatif )
Menurut stauss dan corbin
(2009:2),penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur
statistic atau cara-cara lain dari kuan titatif (pengukuran).dalam penelitian
kuantitatif mencakup setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan
persentase,rata-rata,dan perhitungan data statistik lainnya.
BAB IV
isi
Istilah
"Tanah Longsor" atau "Landslide", seperti
yang didefinisikan oleh Cruden (1991) adalah gerakan massa batuan, puing-puing
atau tanah yang menuruni sebuah lereng. Varnes (1978) mendefinisikan tanah
longsor sebagai gerakan material ke bawah dan ke luar dari sebuah lereng di
bawah pengaruh gravitasi. Brunsden (1984) lebih memilih istilah gerakan massa
dan Dikau dkk (1996) mendefinisikan sebagai perpindahan massa pada suatu proses
yang tidak memerlukan media transportasi seperti air, udara atau es. Fenomena
tanah longsor tidak hanya sebatas "tanah" dan "longsor".
Penggunaan kata "tanah longsor" memiliki makna yang jauh lebih luas.
A. Tipe / Jenis Tanah Longsor (Varnes,
1978)
Berbagai
jenis tanah longsor dapat dibedakan dari jenis material longsoran. Sistem
klasifikasi lainnya menggabungkan variabel tambahan, seperti tingkat gerakan
dan air, udara, atau konten es.
Meskipun
longsor pada umumnya terjadi di daerah pegunungan, longsor dapat juga terjadi
di daerah-daerah berelief rendah. Di daerah ini, longsor terjadi karena faktor
cut and fill, sebagai contoh; penggalian jalan dan bangunan, tebing sungai,
runtuhnya tumpukan galian tambang (terutama tambang batubara), dan berbagai
kegagalan lereng lainnya terkait dengan pertambangan khususnya tambang terbuka.
1.
SLIDE: terdiri dari Rotational Slide,
Translational Slide dan Block Slide.
- Rotational Slide adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung ke atas, dan pergerakan longsornya secara umum berputar pada satu sumbu yang sejajar dengan permukaan tanah.
- Translational Slide adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata dengan sedikit rotasi atau miring ke belakang.
- Block Slide adalah pergerakan batuan yang hampir sama dengan Translational Slide, tetapi massa yang bergerak terdiri dari blok-blok yang koheren.
2. FALL: adalah gerakan secara tiba-tiba
dari bongkahan batu yang jatuh dari lereng yang curam atau tebing. Pemisahan
terjadi di sepanjang kekar dan perlapisan batuan. Gerakan ini dicirikan dengan
terjun bebas, mental dan menggelinding. Sangat dipengaruhi oleh gravitasi,
pelapukan mekanik, dan keberadaan air pada batuan.
3. TOPPLES: gerakan ini dicirikan dengan
robohnya unit batuan dengan cara berputar kedepan pada satu titik sumbu (bagian
dari unit batuan yang lebih rendah) yang disebabkan oleh gravitasi dan
kandungan air pada rekahan batuan.
4.
FLOWS: gerakan ini terdiri dari 5 ketegori
yang mendasar.
- Debris Flow adalah bentuk gerakan massa yang cepat di mana campuran tanah yang gembur, batu, bahan organik, udara, dan air bergerak seperti bubur yang mengalir pada suatu lereng. Debris flow biasanya disebabkan oleh aliran permukaan air yang intens, karena hujan lebat atau pencairan salju yang cepat, yang mengikis dan memobilisasi tanah gembur atau batuan pada lereng yang curam.
- Debris Avalance adalah longsoran es pada lereng yang terjal. Jenis ini adalah merupakan jenis aliran debris yang pergerakannya terjadi sangat cepat.
- Earthflow berbentuk seperti "jam pasir". Pergerakan memanjang dari material halus atau batuan yang mengandung mineral lempung di lereng moderat dan dalam kondisi jenuh air, membentuk mangkuk atau suatu depresi di bagian atasnya.
- Mudflow adalah sebuah luapan lumpur (hampir sama seperti Earthflow) terdiri dari bahan yang cukup basah, mengalir cepat dan terdiri dari setidaknya 50% pasir, lanau, dan partikel berukuran tanah liat.
- Creep adalah perpindahn tanah atau batuan pada suatu lereng secara lambat dan stabil. Gerakan ini disebabkan oleh shear stress, pada umumnya terdiri dari 3 jenis:
- Seasonal, di mana gerakan berada dalam kedalaman tanah, dipengaruhi oleh perubahan kelembaban dan suhu tanah yang terjadi secara musiman.
- Continuous, di mana shear stress terjadi secara terus menerus melebihi ketahanan material longsoran.
- Progressive, di mana lereng mencapai titik failur untuk menghasilkan suatu gerakan massa. Creep ditandai dengan adanya batang pohon yang melengkung, pagar atau dinding penahan yang bengkok, dan adanya riak tanah kecil atau pegunungan.
5.
LATERAL SPREADS: umumnya terjadi pada lereng yang landai atau medan datar.
Gerakan utamanya adalah ekstensi lateral yang disertai dengan kekar geser atau
kekar tarik. Ini disebabkan oleh likuifaksi, suatu proses dimana tanah menjadi
jenuh terhadap air, loose, kohesi sedimen (biasanya pasir dan lanau) perubahan
dari padat ke keadaan cair.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng
berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak
ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor adalah air yang
meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus
sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah
menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan
keluar lereng.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Konsekuensi dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Konsekuensi dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi.
Saran
Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa
ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain :
Ø Perbaikan drainase tanah (menambah
materi-materi yang bisa menyerap).
Ø Modifikasi lereng (pengurangan sudut
lereng sebelum pembangunan)
Ø Vegetasi kembali lereng-lereng.
Ø Beton-beton yang menahan tembok
mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.
Selain
itu ada hal-hal yang harus diketahui untuk menghindari bencana tanah longsor
adalah :
Ø
Jangan mencetak sawah dan membuat
kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman
Ø
Buatlah terasering (sengkedan) [ada
lereng yang terjal bila membangun permukiman
Ø
Segera menutup retakan tanah dan
dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
Ø
Jangan melakukan penggalian di bawah
lereng terjal
Ø
Dan sebagainya
Trimakasih atas bantuan nya
BalasHapus1xbet korean betting odds and lines - Legalbet
BalasHapusLive betting from 1xbet korean betting odds & lines. Odds comparison and bookmaker 1xbet korean review. betting at 1xbet korean betting odds & lines.